Membaca judul di atas, mungkin Anda dapat menjawab dengan YA,karena memang sekarang ini banyak sekolah di Indonesia ini bukan lagi menjadi pabrik manusia intelek tapi menjadi pabrik ijazah. jika melihat beberapa fakta yang sering ditayangkan di televisi yang mana banyak pelajar turun ke jalanan bukan untuk orasi atau demo melainkan untuk menjadi anggota geng dan berkelahi atau tawuran dengan geng sekolah lain.
Ada juga institusi pendidikan yang memberikan iming-iming cepat kerja,pelajaran singkat dan sebagainya. Padahal itu semua tergantung pada pribadi si pelajar bisa atau tidak mengikuti pelajaran. atau jangan-jangan hanya menjadi tameng aja bagi orang tua kalo anaknya sekolah hingga sekolah tinggi sedang anaknya tidak mampu.
Hal ini diperparah lagi oleh pihak penyelenggara pendidikan tersebut yang telah menerima dan bantuan dari pemerintah bukannya dimanfaatkan dengan sebenarnya malah digunakan untuk memegahkan diri sendiri.biasanya oleh pemegang keputusan tertinggi di sekolah.
Menurut penulis hal ini dapat diantisipasi dengan:
1. Para penilai sekolah yang telah dibiayai oleh pemerintah, maunya melakukan tugasnya dengan baik tanpa mau dinodai dengan hadiah dari institusi yang dinilai sehingga penilaian dapat menjadi acuan mengembangkan dunia pendidikan
2. Para pemegang keputusan di institusi pendidikan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik bila ada dana harap dimanfaatkan dengan baik untuk meningkatkan mutu pendidikan di institusinya masing-masing.
3. Para tenaga pendidik diharapkan mampu melaksanakan tugasnya dengan baik, memang banyak dari para tenaga pendidik yang sengaja masuk ke dunia pendidikan karena lahan untuk bidang sesuai dengan hati nuraninya tidak cukup tersedia.Bagi yang telah terlanjur masuk ke dunia pendidikan segeralah sadar sehingga dapat mempelajari dari berbagai ilmu untuk meningkatkan mutu pendidikan anak di institusinya.
4. Para peserta didik diharapkan mampu bersikap kritis.
Tulisan ini hanya insting saja tanpa fakta-fakta yang nyata.yang mana bertujuan untuk membantu memberikan kritikan demi meningkatkan mutu pendidikan di NKRI yang kita cintai ini.Salam Pendidikan.
Ada juga institusi pendidikan yang memberikan iming-iming cepat kerja,pelajaran singkat dan sebagainya. Padahal itu semua tergantung pada pribadi si pelajar bisa atau tidak mengikuti pelajaran. atau jangan-jangan hanya menjadi tameng aja bagi orang tua kalo anaknya sekolah hingga sekolah tinggi sedang anaknya tidak mampu.
Hal ini diperparah lagi oleh pihak penyelenggara pendidikan tersebut yang telah menerima dan bantuan dari pemerintah bukannya dimanfaatkan dengan sebenarnya malah digunakan untuk memegahkan diri sendiri.biasanya oleh pemegang keputusan tertinggi di sekolah.
Menurut penulis hal ini dapat diantisipasi dengan:
1. Para penilai sekolah yang telah dibiayai oleh pemerintah, maunya melakukan tugasnya dengan baik tanpa mau dinodai dengan hadiah dari institusi yang dinilai sehingga penilaian dapat menjadi acuan mengembangkan dunia pendidikan
2. Para pemegang keputusan di institusi pendidikan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik bila ada dana harap dimanfaatkan dengan baik untuk meningkatkan mutu pendidikan di institusinya masing-masing.
3. Para tenaga pendidik diharapkan mampu melaksanakan tugasnya dengan baik, memang banyak dari para tenaga pendidik yang sengaja masuk ke dunia pendidikan karena lahan untuk bidang sesuai dengan hati nuraninya tidak cukup tersedia.Bagi yang telah terlanjur masuk ke dunia pendidikan segeralah sadar sehingga dapat mempelajari dari berbagai ilmu untuk meningkatkan mutu pendidikan anak di institusinya.
4. Para peserta didik diharapkan mampu bersikap kritis.
Tulisan ini hanya insting saja tanpa fakta-fakta yang nyata.yang mana bertujuan untuk membantu memberikan kritikan demi meningkatkan mutu pendidikan di NKRI yang kita cintai ini.Salam Pendidikan.
Comments
Post a Comment
Masukkan Komentar ANda tentang Blog ini.....makasih ya...